Berita Olahraga Bola
Berita Olahraga Bola

Hubungi Kami

Ironi Euro: Inggris Rekor Laga Terbanyak, Tapi Belum Juara

Share:
0
Ironi Euro: Inggris Rekor Laga Terbanyak, Tapi Belum Juara

Ironi memang seringkali menyelimuti dunia sepak bola. Tak jarang, tim yang dipenuhi pengalaman justru terhalang untuk meraih gelar yang paling mereka inginkan. Inggris, dengan rekor penampilan terbanyak di Kejuaraan Eropa, menjadi bukti nyata tentang kompleksitasnya. Mereka telah melangkah ke panggung final Euro pada 2021 dan 2023, menampilkan semangat dan kualitas yang memukau, namun keduanya berakhir dengan kekecewaan.

Kegagalan Inggris di final Euro 2023 bukan sekadar kekalahan di satu pertandingan. Ini adalah penanda dari sebuah kutukan yang terus menghantui tim nasional Inggris, para "Three Lions" yang bangga dengan sejarah mereka, namun belum pernah mencium manisnya gelar juara Euro.

Perjalanan mereka di turnamen kali ini penuh lika-liku. Mulai dari fase grup yang diwarnai kemenangan dan kekalahan, hingga melewati babak gugur dengan penuh tekanan. Namun, semangat para pemain dan strategi Gareth Southgate berhasil membawa mereka kembali ke panggung final, di mana mereka berhadapan dengan Spanyol, sang juara bertahan.

Pertandingan final yang berlangsung di Wembley Stadium penuh dengan ketegangan. Keinginan Inggris untuk meraih gelar pertama mereka di Euro begitu terasa. Keunggulan awal yang diraih melalui gol fenomenal dari Cole Palmer setelah Nico Williams mencetak gol pembuka untuk Spanyol, sempat membuat para pendukung Inggris bersemangat. Namun, mimpi mereka sirna di menit akhir, ketika Mikel Oyarzabal menjebol gawang Inggris, memastikan Spanyol kembali menjulang sebagai raja Eropa.

Kegagalan ini mengingatkan kembali pada tahun 2020, ketika Inggris kalah dari Italia di final Euro. Dua kali berturut-turut, Inggris menapaki jalan panjang menuju puncak, hanya untuk kembali merasakan pahitnya kekalahan di panggung final.

Dengan 45 pertandingan di belakang mereka, rekor yang lebih banyak dari tim nasional lain, Inggris jelas bukanlah tim yang kekurangan pengalaman. Namun, pengalaman bukanlah jaminan kesuksesan. Ada faktor lain yang berperan, seperti mentalitas, keberuntungan, dan tentu saja, kualitas lawan yang tidak bisa dianggap remeh.

Kekalahan ini tentu menyisakan rasa kecewa bagi para pemain dan penggemar Inggris. Namun, perjalanan mereka di Euro 2023 juga menjadi pelajaran berharga. Mereka telah menunjukkan kekuatan dan potensi yang dimiliki, namun masih ada ruang untuk berkembang.

Gareth Southgate, sang pelatih, perlu melakukan evaluasi mendalam untuk mengetahui kelemahan yang harus diperbaiki. Perlu dikaji strategi, performa individual, dan mentalitas tim.

Menatap ke depan, Inggris akan menghadapi tantangan baru di UEFA Nations League. Pertandingan melawan Irlandia pada 7 September mendatang menjadi langkah awal untuk memulihkan kepercayaan diri dan melangkah ke kompetisi berikutnya dengan lebih siap.

Ironi memang terasa, namun kekalahan bukanlah akhir dari segalanya. Kekalahan ini harus menjadi batu loncatan untuk menatap masa depan dengan lebih optimis, dengan tekad kuat untuk mengukir sejarah baru bagi tim nasional Inggris.

Bagi para penggemar, dukungan terus menerus adalah kunci. Dukungan yang penuh semangat dan penuh percaya diri, dapat menjadi motivasi bagi para pemain untuk bangkit dan meraih gelar juara di masa mendatang. English football, dengan sejarah panjang dan penuh cerita, pasti akan kembali bangkit. Mungkin di final berikutnya, "Three Lions" akan meraung dengan lantang, merayakan kemenangan dan akhirnya memecahkan kutukan mereka di panggung terbesar Eropa.