Berita Olahraga Bola
Berita Olahraga Bola

Hubungi Kami

Gareth Southgate: Legenda Inggris yang Berakhir di Puncak Kegagalan

Share:
0
Gareth Southgate: Legenda Inggris yang Berakhir di Puncak Kegagalan

Gareth Southgate resmi resign dari kursi keperlatihan timnas inggris

Turnamen Euro 2024 berakhir dengan kekecewaan bagi tim nasional Inggris. Sebuah mimpi buruk bagi para Lionheart yang ingin membawa pulang trofi bergengsi tersebut. Kekalahan pahit di tangan Spanyol pada final, Senin (15/7) dini hari WIB, mengukir luka yang mendalam di hati para pendukung. Dan dari keputusasaan itu, Gareth Southgate, sang kapten yang selama delapan tahun membawa The Three Lions, memutuskan untuk mundur.

Keputusan ini disampaikannya secara resmi melalui sebuah pernyataan yang dipenuhi dengan emosi dan rasa syukur. Dalam pernyataan itu, Southgate mengakui kekecewaan yang dirasakan seluruh rakyat Inggris atas hasil yang diraih di turnamen kali ini. Namun, ia juga menegaskan bahwa keputusan mundur ini diambil setelah melalui pertimbangan matang dan dengan rasa hormat yang mendalam terhadap tim dan para pendukung.

"Keputusan ini tidak mudah, tetapi saya merasa saatnya untuk memberikan kesempatan kepada seseorang yang lain untuk memimpin tim ini menuju masa depan," ujar Southgate dalam pernyataannya. "Saya merasa bangga atas apa yang telah kita capai bersama selama ini. Kami telah mencatat sejarah, mencapai dua final Piala Eropa dalam kurun waktu yang singkat. Meskipun kami belum bisa meraih gelar juara, perjalanan ini penuh dengan kenangan indah dan pelajaran berharga."

Perjalanan Southgate bersama Inggris memang dipenuhi dengan suka duka. Ia mengambil alih kendali tim pada tahun 2016 setelah masa kepemimpinan Sam Allardyce yang singkat dan penuh kontroversi. Di awal kepemimpinannya, Southgate dihadapkan dengan tugas berat untuk membangun kembali kepercayaan publik terhadap tim yang tengah berada dalam masa sulit.

Namun, ia berhasil melakukannya dengan cerdas dan sabar. Southgate membawa perubahan besar dalam budaya tim, membangun atmosfer positif dan soliditas yang tak terbantahkan. Ia menerapkan gaya bermain yang lebih modern dan menyerang, mengedepankan permainan kolektif dan disiplin. Di bawah kepemimpinannya, pemain-pemain muda Inggris mulai bersinar dan berkembang pesat.

Pencapaian Southgate bersama Inggris tak bisa diabaikan. Ia membawa tim menuju semi-final Piala Dunia 2018, pencapaian yang pertama kali diraih Inggris sejak tahun 1990. Perjalanan di Rusia tersebut menjadi tonggak sejarah bagi sepakbola Inggris, menandai kebangkitan sebuah tim yang mulai kembali kompetitif di kancah dunia.

Di Euro 2020, The Three Lions kembali menunjukkan kekuatan dan semangat juangnya. Mereka berhasil menembus babak final, mengalahkan Jerman di babak 16 besar dan juara bertahan Italia di semifinal. Meskipun akhirnya tersingkir oleh Italia dalam adu penalti di partai final, pencapaian tersebut menunjukkan bahwa Southgate telah berhasil membangun tim yang tangguh dan mampu bersaing di level tertinggi.

Kini, yang tersisa adalah kenangan manis dan getir. Kedatangan Southgate di Inggris menandai era baru bagi tim nasional. Ia meninggalkan warisan yang tak ternilai, membangun tim yang solid, melahirkan generasi pemain muda yang berbakat, dan membawa Inggris kembali relevan di dunia sepakbola.

Namun, penantian gelar juara untuk Inggris masih terus berlanjut. Southgate meninggalkan lapangan dengan kepala tegak, namun dengan rasa sedih yang mendalam karena ia tidak bisa membawa mimpi rakyat Inggris menjadi kenyataan. Keputusan mundurnya membuka babak baru bagi sepakbola Inggris, babak yang penuh tantangan dan harapan.

Siapa pun yang akan menggantikan Southgate akan menghadapi tugas yang tidak mudah. Mereka harus mampu melanjutkan warisan dan tradisi yang telah dibangun, serta membawa tim menuju puncak kejayaan. Sejarah akan mencatat bahwa Gareth Southgate adalah seorang legenda, seorang pemimpin yang membawa Inggris kembali ke jalur kemenangan.